Hujan adalah sebuah prepitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmoster tebal agar dapat menemui suhu diatas titik leleh es di dekat dan diatas permukaan bumi.

Banyak orang tidak mengetahui jenis dari hujan padahal tertarik pada hal ini. Perlu diketahui juga mengenai proses terjadinya. Hujan melalui beberapa proses sederhana yang sebenarnya mudah dipelajari.

Perlu diingat juga, proses turunnya hujan sendiri bersifat mutlak. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan antara proses turunnya hujan di satu tempat dengan tempat lain. Nantinya proses-proses tersebut akan melewati berbagai rangkaian.

Ketahui Berbagai Jenis dari Hujan Berikut

Jenis hujan sendiri sebenarnya cukup banyak. Jika belum mengetahuinya, berikut ini ulasan lengkap yang bisa Anda pelajari mengenai jenis dari hujan.

  1. Hujan Konvektif

    Ini adalah hujan yang terjadi karena ada perbedaan suhu di udara dan permukaan tanah. Nantinya perbedaan suhu tersebut menyebabkan munculnya awan cumulonimbus. Lama kelamaan, hujan akhirnya akan turun.

    Perlu diketahui, jenis dari hujan ini tidak terjadi di seluruh daerah. Itu karena, tipe konvektif ini biasanya hanya berfokus pada satu titik tertentu. Di lapangan sendiri, keberadaannya membuat satu tempat merasakan hujan besar tetapi sekitarnya tidak.

    Kondisi lebat sendiri tidak akan bertahan lama. Ini terjadi karena jangkauan awan konvektif yang arahnya horizontal biasanya terbatas. Untuk wilayahnya sendiri, ini biasa terjadi pada daerah-daerah bersuhu tropis.

  2. Hujan Orografis

    Jenis dari hujan ini biasanya terjadi di daerah perbukitan. Ini terjadi karena angin mendorong awan hingga menabrak bukit atau gunung. Ini menyebabkan perubahan suhu pada pegunungan tersebut hingga pada akhirnya menjadi semakin dingin.

    Salah satu efek yang dihasilkan oleh hujan orografis adalah suatu fenomena bernama bayangan hujan. Fenomena ini membuat satu tempat di gunung terkena hujan tetapi titik lainnya tidak mengalami hal serupa.

    Namun sebelum turunnya hujan, perubahan suhu menjadi lebih dingin adalah suatu ciri yang sifatnya wajib. Coba saja rasakan ketika berada di gunung dan terjadi jenis dari hujan ini, perubahan suhu biasanya berlanjut dengan munculnya tetesan-tetesan hujan.

  3. Hujan Frontal

    Ini terjadi ketika ada pertemuan antara udara dingin dan hangat. Biasanya ini terjadi saat udara panas naik ke atmoster lalu bertabrakan dengan udara dingin di sana. Nantinya akan muncul awan stratus hingga akhirnya hujan turun.

    Perlu diketahui, jenis dari hujan ini sebenarnya cukup berbahaya. Itu karena, keberadaannya berpotensi membuat petir turun. Untuk waktunya sendiri, tipe frontal biasa bertahan hingga beberapa menit hingga satu jam.

    Dengan kondisi tersebut, ada baiknya langsung berteduh ketika hujan frontal terjadi. Walaupun ada banyak orang yang tetap diperjalanan ketika ini terjadi, risikonya terlalu besar dibandingkan dengan berteduh beberapa menit.

  4. Hujan Muson

    Jenis dari hujan terakhir adalah muson. Seperti namanya, ini adalah hujan yang terjadi karena adanya angin muson. Dengan adanya angin muson tersebut, turunnya air ke permukaan tanah bisa saja terjadi walaupun sedang musim kemarau.

    Secara umum, angin muson sendiri bergerak dari Asia ke Australia. Variasinya sendiri terjadi musiman. Dengan adanya siklus pergerakan angin tersebut, hujan muson biasa terjadi di wilayah India dan Asia Tenggara.

    Beberapa daerah sekitarnya juga bisa saja terkena dampak tersebut. Di Indonesia sendiri, ini menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi pada bulan Oktober hingga April. Ini terjadi karena adanya angin yang membawa hujan lebat dari musim dingin di Australia.

Mengenal Tentang Siklus Turunnya Hujan

Jika belum mengetahui siklus turunnya hujan, ini adalah tempat yang tepat. Kali ini, proses tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci Tahap pertama saat hujan akan turun disebut dengan evaporasi. Secara lebih mudah, evaporasi ini adalah proses dimana air akan menguap. Nantinya penguapan tersebut menjadi sumber air yang akan diturunkan ke bumi.

Proses evaporasi sendiri terjadi di banyak tempat. Ini tidak hanya terjadi di laut, tetapi juga bisa terjadi di danau dan sungai. Kunci dari prosesnya sendiri terletak pada panas matahari. Selama panas matahari mampu membuat air menguap, evaporasi akan terjadi. Kondensasi adalah tahap berikutnya dalam siklus turunnya hujan. Ini adalah proses pengembunan yang terjadi pada partikel air saat naik ke atmosfer.

Proses pengembunan ini adalah alasan mengapa awan yang ada di langit berwarna putih. Itu karena, proses pengembunan mengubah air yang menguap menjadi partikel es. Tetapi ingat, partikel-partikel es yang tercipta dari hasil kondensasi berukuran sangat kecil. Ini menjadi alasan mengapa partikel es tersebut tetap bisa bertahan di udara. Tahap akhir dalam siklus turunnya hujan adalah presipitasi. Ini adalah proses ketika butiran-butiran es di awan pada akhirnya mencair lalu jatuh ke bumi.

Salah satu faktor mengapa butiran tersebut bisa mencair adalah karena tingkat kepadatannya. Semakin padat partikel es pada sebuah awan, maka beban air di dalamnya semakin tidak tertahankan. Namun siklus turunnya hujan bisa memberikan efek yang berbeda-beda terhadap jenis dari hujan.